Tangerang || jejakimdonesia.id – Jalan lingkungan perumahan Rajeg asri RT 08 RW 01, Kecamatan rajeg, Kabupaten Tangerang, tiba-tiba “naik kelas”. Bukan karena kualitasnya membaik, melainkan karena paving blok lama ditimpa begitu saja dengan paving baru.
Praktik tambal-sulam seala kadarnya ini bikin geleng-geleng kepala, proyek atau sekadar formalitas menghabiskan anggaran?
Pantauan awak media di lokasi, pekerjaan dilakukan dengan cara instan,paving lama tak dibongkar, langsung ditindih paving baru. Hasilnya, permukaan jalan memang terlihat rapi sesaat, tapi secara teknis justru berpotensi menimbulkan masalah.
Drainase terancam mampet, air bisa menggenang, dan paving mudah ambles karena dasar lama tidak rata.
Lebih aneh lagi, proyek ini berjalan tanpa Papan Informasi Proyek (PIP). Artinya,tak tahu siapa pelaksana, berapa anggarannya, atau dari mana sumber dananya.
Praktik tanpa transparansi ini kerap disebut publik sebagai “proyek siluman” ada bangunan, tapi tak jelas siapa tuannya.
Ia menegaskan, pemasangan paving block yang benar harus melalui pembongkaran lapisan lama, perbaikan dasar, hingga pemadatan ulang. Tanpa itu semua, pola kuncian antar paving (interlock) tak akan berfungsi, sehingga jalan hanya menunggu waktu untuk retak dan bergeser.
Situasi ini menguatkan dugaan bahwa pekerjaan hanyalah upaya “mark-up” jalan. Bukan peningkatan kualitas, melainkan sekadar menutupi kerusakan lama dengan kemasan baru. Jalan memang tampak kinclong, tapi daya tahannya dipertanyakan.
Hingga berita ini dipublikasikan, pihak pelaksana dan dinas terkait tidak dapat dikonfirmasi. Publik pun hanya bisa menebak-nebak, apakah ini proyek serius atau sekadar “seni menata paving blok dengan gaya instan”?