TNI AL dan Asosiasi Fast Boat Sanur–Nusa Penida Gelar Latihan Sea Survival di Denpasar, Tingkatkan Profesionalisme dan Keselamatan Pelayaran

Denpasar – Bali, || Jejak – Indonesia.id | Dalam rangka meningkatkan profesionalisme dan keselamatan pelayaran, TNI Angkatan Laut (TNI AL) melalui Pangkalan TNI AL (Lanal) Bali menggelar Latihan Sea Survival selama dua hari, mulai 6 hingga 7 Oktober 2025. Kegiatan ini melibatkan 67 anggota Asosiasi Fast Boat Sanur dan Nusa Penida, terdiri dari para kapten dan awak kapal, serta didukung oleh pelatih dari Satkopaska Koarmada II, Personel Lanal Bali, dan Dinas Navigasi Benoa.

Latihan berlangsung di Dermaga AP 2, wilayah Pangkalan TNI AL Bali, dengan materi utama meliputi navigasi laut, prosedur komunikasi (Proskom), penanganan orang jatuh di laut, hingga dasar bertahan hidup di laut (Sea Survival).

Komandan Lanal Bali, Kolonel Laut (P) Cokorda Gede Parta Pemayun, S.H., M.Sc., M.Tr.Hanla, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap antusiasme peserta.
“Latihan ini sangat penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan keselamatan di laut, terutama bagi para kapten dan awak kapal pariwisata. Kami berterima kasih atas sinergi antara TNI AL, Dinas Navigasi Benoa, dan Asosiasi Fast Boat Sanur–Nusa Penida yang berkomitmen menciptakan pelayaran aman dan profesional,” ujarnya.

Sementara itu, Komandan Satkopaska Koarmada II, Kolonel Laut (P) Wido Dwi Nugraha, S.E., M.Tr.Opsla., menegaskan bahwa latihan bertahan hidup di laut tidak hanya mengasah kemampuan teknis, tetapi juga membentuk mental dan keberanian.
“Sea Survival melatih insting dasar manusia untuk bertahan, menjaga mental tetap tenang, dan saling membantu dalam situasi darurat. Keselamatan adalah hasil dari disiplin, latihan, dan kerja sama,” tegasnya.

Apresiasi juga datang dari Panglima Komando Armada II, Laksamana Muda TNI I G.P. Alit Jaya, S.H., M.Si., yang menilai kegiatan ini sebagai bentuk nyata sinergi antara militer dan pelayaran sipil. “Kolaborasi seperti ini penting untuk memperkuat keselamatan maritim nasional. Laut bukan hanya ruang ekonomi, tetapi juga tanggung jawab bersama,” kata Pangkoarmada II.

Latihan selama dua hari tersebut berjalan lancar dan penuh semangat. Para peserta antusias mengikuti simulasi penyelamatan di laut serta praktik bertahan hidup menggunakan peralatan darurat.

Instruktur dari Satkopaska, Sertu Teguh Gunawan, menyebut pelatihan bagi peserta sipil memiliki tantangan tersendiri.
“Metode latihan harus disesuaikan agar mudah dipahami peserta yang belum terbiasa dengan kondisi ekstrem di laut. Namun semangat dan kedisiplinan mereka luar biasa,” ujarnya.

Salah satu peserta, I Nyoman Tangkas, kapten fast boat asal Nusa Penida, mengungkapkan rasa bangga bisa mengikuti kegiatan tersebut.
“Awalnya kami tegang menghadapi latihan di laut terbuka, tapi dengan arahan pelatih, kami jadi lebih paham dan percaya diri menghadapi keadaan darurat”. katanya.

Dengan terselenggaranya latihan ini, diharapkan seluruh peserta memiliki kemampuan dan kesiapsiagaan lebih baik dalam menghadapi situasi darurat di laut, serta semakin mempererat sinergi antara TNI AL dan pelayaran sipil untuk mewujudkan keselamatan maritim Indonesia yang tangguh dan profesional.

(Yusdin Senoputra)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *