Pelatihan Manajerial Jadikan Pokdarwis Dam Pleret Lebih Profesional

PASURUAN – Dam Pleret 1904 tak hanya menyimpan nilai historis sebagai peninggalan irigasi masa kolonial, tetapi kini juga menjadi pusat pengembangan wisata edukatif berbasis masyarakat. Di kawasan ini, warga Desa Pleret aktif mengelola destinasi melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang terus berbenah, salah satunya melalui pelatih an manajerial yang difokuskan pada penguatan tata kelola usaha.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilaksanakan oleh Universitas Merdeka Malang, dan didukung pendanaan dari DPPM Kemendikbudristek tahun anggaran 2025 melalui skema Pengabdian Kemitraan Masyarakat, yang dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 16 agustus 2025. Program ini mengangkat judul:

“Pengembangan Ekowisata Pertanian Edukatif Dam Pleret 1 904: Sinergi Swasembada Pangan, Digitalisasi, dan Penguatan Kelembagaan Komunitas.”

Fokus utama pelatihan adalah memberikan pemahaman praktis kepada warga tentang cara mengelola usaha secara profesional. Mulai dari pembukuan keuangan yang sederhana, penyusunan Standar Operasional Prosedur (SQP), hingga perencanaan bisnis jangka pendek dan jangka panjang.

Peserta diajak mengenal cara mencatat transaksi sehari-hari seperti pemasukan dari hasil kebun dan pengeluaran operasional. Pendekatan ini membangun kesadaran bahwa keberlangsungan usaha tidak cukup hanya dengan semangat, tetapi juga perlu pencatatan yang sistematis dan bisa diaudit.

Dalam sesi SOP. warga dan fasilitator menyusun langkah-langkah kerja st andar, seperti alur menerima kunjungan wisata, cara pengemasan hasil panen, serta sistem pembagian tugas antar anggota. Langkah ini penting untuk menciptakan efisiensi, konsistensi layanan, dan pengelolaan yang dapat berjalan meski anggota berganti.

Selain itu, warga dilibatkan dalam merancang strategi usaha-mulai dari menentukan target produksi bulanan, strategi promosi, hingga pengembangan pasar lokal. Semua proses dilakukan secara partisipatif agar warga merasa memiliki dan siap menerapkan hasil pelatihan secara nyata.

“Dulu kami mengandalkan ingatan untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran. Sekarang kami belajar cara membuat catatan yang rapi dan mudah dipahami. Ini sangat membantu kami dalam mengelola kebun dan wisata edukasi,” ujar Budi Santoso, peserta aktif dari Pokdarwis Dam Pleret 1904.

Dosen pendamping dari Universitas Merdeka Malang. Ilham Nur Hanifan Maulana, S. AP., MAP, menyampaikan bahwa kemampuan manajerial adalah pilar utama dalam mengembangkan usaha berbasis komunitas.

“Kemampuan produksi saja tidak cukup. Tanpa pengelolaan yang baik, potensi bisa ter hambat. Melalui pelatihan ini, kami ingin memperkuat fonda si kelembagaan warga agar lebih siap tumbuh secara berkelanjutan, jelasnya.

Pelatihan ini juga membangun keber samaan di antara warga. Proses diskusi dalam menyusun SOP dan rencana usaha menciptakan ruang dialog. saling mendengar, dan gotong roy ong. Nilai-nilai ini menjadi kekuatan tambahan bagi Pokdarwis dalam membangun usaha yang tidak hanya produktif, tapi juga solid secara sosial. Ke depan, masyarakat berharap adanya lanjutan pendampingan, terutama dalam pengembangan pasar dan akses permodalan. Dengan sistem pencatatan yang lebih rapi, warga optimistis dapat menjalin kemitraan dengan pihak luar dan membawa produk-produk Dam Pleret menjangkau pasar yang lebih luas.

Pengalaman ini membuktikan bahwa keberhasilan desa wisata bukan hanya soal keindahan alam atau produk yang dijual, tetapi juga ditentukan oleh kualitas manajemen dan kemandirian kelembagaan di baliknya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *