Pelatihan Digital Marketing Perkuat Branding Ekowisata Dam Pleret 1904

PASURUAN || jejak Indonesia.id – Dam Pleret 1904, peninggalan kolonial yang dulunya hanya dikenal sebagai bendungan pengairan, kini menjelma menjadi pusat pembelajaran dan wisata pertanian edukatif. Di sekelilingnya tumbuh ruang produktif berupa kebun hidroponik dan vertikultur yang dikelola oleh masyarakat melalui Pokdarwis Dam Pleret 1904. Tidak hanya fokus pada produksi, kini warga juga belajar cara memperkenalkan potensi lokal mereka secara digital melalui pelatihan digital marketing dan pengelolaan media sosial.

Kegiatan ini berlangsung pada Senin, 18 Agustus 2025 merupakan bagian dari program Pengabdian Kepada Masyarakat oleh Universitas Merdeka Malang. yang didanai oleh DPPM Kemendikbud ristek tahun anggaran 2025, dalam skema Pengabdian Kenitraan Masyarakat. Adapun tema besar kegiatan ini adalah:

“Pengembangan Ekowisata Pertanian Edukatif Dam Pleret 1904: Sinergi Swasembada Pangan, Digitalisasi, dan Penguatan Kelembagaan Komunitas.”

Pelatihan ini bertujuan membekali warga-khususnya pengurus Pokdarwis dan pemuda desa dengan keterampilan promosi digital yang relevan dan aplikatif. Sebanyak 30 peserta terlibat aktif dalam sesi pelatihan yang mencakup pembuatan konten media sosial, strategi sederhana SEO, manajemen akun usaha, hingga pengelolaan website sebagai media promosi dan pemesanan layanan wisata.

Peserta tidak hanya belajar teori, tetapi langsung praktik membuat kalender konten, memotret produk hasil panen, menyusun caption menarik, dan mengunggah testimoni pengunjung. Pendekatan ini membantu warga memahami pentingnya visual yang
menarik dan narasi lokal dalam menarik minat pengunjung maupun calon penbeli.

“Awalnya kami ragu dan bingung mulai dari mana. Tapi setelah dilatih, ternyata mernbuat konten tentang kegiatan tani atau cara panen bisa jadi menarik. Sekarang kami bisa memperkenalkan Dam Pleret ke lebih banyak orang, tanpa menunggu mereka datang dulu.” ungkap Dinan Adi Baskoro, Anggota Pokdarwis Dam Pleret 1904.

Hasil awal pelatihan terlihat dari meningkatnya aktivitas digital: akun media sosial Pokdarwis mulai terisi rutin, sementara website resmi telah aktif dan mulai menerima beberapa formulir pemesanan kunjungan edukatif dari sekolah-sekolah sekitar. Tim pengabdian mencatat adanya peningkatan engagerment, meski tantangan utama tetap terletak pada konsistensi pengelolaan dan keberlanjutan konten.

Pelatihan juga menggarisbawahi pentingnya cerita lokal. Bukan sekadar promosi produk, strategi digital yang dibangun mengajak warga mengangkat nilai sejarah Dam Pleret dan aktivitas kebun edukatif sebagai daya tarik utama. Cerita-cerita ini menjadi pembeda yang memperkuat posisi Dam Pleret di tengah banyaknya destinasi wisata serupa.

Meski infrastruktur digital sudah berjalan, tantangan lain masih perlu diatasi: peningkatan kapasitas produksi, penyempurnaan kemasan, dan perluasan akses pasar. Oleh karena itu, tim pengabdian merancang tahapan lanjutan, seperti mentoring konten, integrasi dengan marketplace lokal, dan penyusunan paket prormosi terpadu berbasis komunitas.

Di sisi lain, pelatihan ini juga membuka jalan bagi anak-anak muda desa untuk terlibat aktif tanpa harus meninggalkan kampung halaman. Dengan keahlian digital yang mereka miliki, mereka bisa menjadi jembatan antara potensi lokal dan pasar yang lebih luas.

“Bagi kami, strategi digital bukan hanya soal jualan online. Ini adalah cara agar orang tahu bahwa di Dam Pleret ada praktik pertanian modern, produk sehat, dan cerita lokal yang bisa dibagikan” ujar Ahmad Herlyasa Sosro Pratama, S.P, M. Si, dosen pendamping dari Universitas Merdeka Malang.

Dengan dukungan yang berkelanjutan, strategi digital ini diharapkan tak hanya memperluas jangkauan promosi, tetapi juga memberi nilai tambah ekonomi bagi warga Pleret. Bukan mustahil, Dam Pleret 1904 akan dikenal bukan hanya sebagai tempat wisata, tetapi juga sebagai model sukses ekowisata berbasis komunitas dan digitalisasi pedesaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *